[ POLITIK KAMPUS ]
Sebuah lagu yang
menggambarkan selama masa itu terjadi
Sigala – Brighter
Days ft. Paul & The Broken Bones
Its all about campus life.
Ini mungkin akan sedikit membuka mata bagi mahasiswa baru
yang ingin belajar organisasi di dunia kampus. Jujur asik banget, banyak ilmu,
banyak link, dan banyak softskill yang didapat. Teruntuk mahasiswa baru , kalian harus coba banyak hal. Tapi hati – hati
salah jalan, dan terjebak.
Ya ini tentang kehidupan politik kampus yang pernah aku
jalankan. Mungkin baik atau buruk kalian bisa menilainya sendiri. Intinya
adalah aku sebagai seorang Odivaazzahra yang
namanya sering terdaftar di berbagai seminar atau kepanitiaan kampus, mengalami
mimpi buruk dalam politik kampus.
“aelah terjun juga belom udah bilang mimpi buruk”
“siapa lu? Bukan anak bem kampus tapi berani ngomong gitu”
“lu mah cupu”
I DON’T CARE WHAT THE F**K ARE YOU SAID
Aku cukup sakit hati
MENDAPAT BANYAK FITNAH YANG TIDAK BENAR MENGENAI AKU
Karena aku terjun dalam politik kampus
MUNGKIN INI MENJADI BAHAN KLARIFIKASIKU ATAS SEGALA FITNAH
‘aku belajar berenang, di dalam lumpur yang sangat kotor.
Sahabatku melambaikan tangan di tepian supaya aku keluar dari lumpur ini. Dan
aku berhasil keluar dengan sisa lumpur yang masih menempel pada tubuhku. Itulah
fitnahnya’ ---pengibaratan yang aku buat
.
.
.
Ini dimulai dari kita masuk
kehidupan kampus. Aku mengikuti seluruh alur kaderisasi kampus atau disebut MOK
(masa orientasi kampus). Aku mengikuti
seluruh kegiatan, menghayati setiap materi, dan siap menghadapi organisasi dan
politik kampus yang ada. Mendapatkan banyak sertifikat, kepercayaan dari teman
teman, dicalonkan menjadi ini itu, dan lain lain. Just like, I’m ready to be a
leader! >.<
Keberjalanan organisasiku lancar
dan akademikku juga sangatlah baik. Nilai akademik ku naik, mengikuti berbagai
lomba, nonton fashionshow kesana kemari, main bersama teman ke mall, dan
mengerjakan tugas kampus. Organisasi kampus tidak berpengaruh buruk, mereka
malah membuatku semakin bersemangat. Akupun sering mengikuti kepanitian
volunteer di dalam kampus maupun diluar,
agar mendapatkan pengalaman lebih dan sertifikat yang berguna kelak
nanti. Selain itu aku ikut unit kegiatan mahasiswa keolahragaan yang sangat aku
cintai sampai saat ini dan kedepannya. Ikut berbagai pelatihan leadership dalam
kampus maupun luar kampus. Aku lebih tertarik kepada bidang legislative kampus
dibandingkan bidang eksekutif.
KLARIFIKASI ORGANISASIKU --- Aku
hanya mengikuti
- himpunan
jurusan/departemen
- unit
kegiatan mahasiswa suatu olahraga
- rohis
fakultas (KURANG BEGITU AKTIF MAAF:””)
- daftar
menjadi organisasi di salman ITB (TETAPI
TIDAK DITERIMA)
aku tidak mengikuti organisasi
ekternal lainnya selain dalam kampus. Untuk apa pikirku? Aku berkerja
part-time di suatu clothingline mulai dari liburan kuliah dan berlanjut sampai
semester 6 kemarin sebagai fitter fashionshow dan asisten yang bantu-bantu
pembuatan busana. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi banyak organisasi
tambahan. Cukup 3 organisasi itu yang aku ikuti dengan sepenuh hati. Satu hal
aku mengurusi rumitnya tata peraturan legislative, lain hal aku berlatih
menjadi atlit, dan lain hal aku mendesain berbagai konten dakwah. Suatu waktu
juga aku menjadi kepanitiaan lomba nasional menjadi koordinator pdd. That’s me!
.
FITNAH TIME
Aku pernah berjanji akan suatu
hal pada sebuah wawancara saat bergabung dengan organisasi kampus yang pertama
kali aku daftari. Tentang visi misi kehidupan kampus yang sedikit lagi tercapai.
“insyaallah Diva mau terjun di
bidang legislative dari mulai himpunan hingga tingkat kampus. Sehingga himpunan
kita memiliki nama baik di luar sana melalui apa yang saya bawa”—aku lupa
spesifik kata-katanya tapi intinya aku ingin menjadi aktifis di bidang legislative
kampus. Aku dibimbing oleh teteh yang mewawancaraiku itu, teteh yang memberikan
aku banyak pengalaman dan pembelajaran. Makasih banget tehhh, aku sayang teteh
dan maafkan aku udah bikin kecewa teteh. Sehingga aku pun maju dicalonkan
menjadi calon ketua dpm dan didorong saat musyawarah himpunan. Banyak yang
ingin aku torehkan dari semua yang teteh ajarkan :”” teman teman percaya dan
akupun percaya pada diriku sendiri. Tapi satu masalahku, aku takut mendapatkan
fitnah yang lebih besar. Inilah alas an mengapa aku tidak mau menjadi seorang
ketua.
Fitnah? Fitnah apaan?
Aku difitnah menjadi seorang
kader suatu organisasi eksternal dimana aku tak tahu apa organisasi itu. Namun kemudian
aku berdiskusi dengan banyak kakak tingkat paling senior, dan menceritakan
kisah seluk beluk organisasi di kampusku sejak 10 tahun yang lalu. Aku tidak
menerima semuanya, hanya mengambil value baiknya dan buang value buruknya. Karena
penasaranku tinggi, aku mengikuti suatu kegiatan yang menurut kating tersebut
fatal dan berbahaya. Bahkan sahabatku sendiri sudah mengikutinya tahun
sebelumnya, dan dia tidak menceritakan apapun kepadaku karena itu adalah mimpi
buruknya. Ada halnya sahabatku dikejar-kejar tengah malam di kampus karena
memegang suatu berkas penting. Kegiatan itu adalah pemilu kampus.
Suatu waktu aku mengikuti
kepanitiaan pemilu di kampus. Ya pastinya aku sebagai bidang legislatifnya. Aku
ingin mencoba segala hal legislatif dan mempelajarinya. Pada awalnya aku hanya
mahasiswi polos, culang-cileung, cileupeu, dan bodoh.
“seriusan div?! maneh daftar itu?
Gelo sih maneh” ujar kating senior yang aku kenal
“aku mau tau kang, aku mau coba
segala hal legislatif” ujarku bodoh
Aku terjebak. Aku salah
mendaftar, bukan panitia kegiatan pemilu melainkan perangkat pemilu. It’s okay
dalam benakku aku bisa banyak belajar. Akhirnya aku jalani bersama rekan rekan
yang luar biasa pemilu tersebut. Waktu ke waktu, masuk progress pemilu, mengawasi, menindak
lanjuti, dan banyak hal yang aku kerjakan. Pulang tengah malam, terkadang tidak
pulang, hingga sakit gejala typus. Semua progress itu aku lakukan sebaik
mungkin hingga LPJ yang aku buat beres.
Aku melakukan segala hal
semampuku, dengan cara ku sendiri dan tidak bersekutu dengan siapapun.
Guess what
I’ve got?
“alahh kamu pasti kaum itu ya”
“kerudung kamu gitu, pasti ikutan
kan”
“gak usah munafik lah, jujur aja”
“dasar pemegang roda mah bebas
kumaha kamu”
Sorry? I don’t get it? I don’t understand!
Setelah aku berkonsultasi dengan senior lainnya, mereka menertawaiku.
“kamu udah punya cap kalo
kamu tuh anggota organisasi itu”—ujarnya
“tapi aku gak ikutan kang teh, tau sendiri aku aja
nyulam terus dimana mana. Belum lagi kerja, mana sempat ikutan organisasi
begituan”—ujarku
Aku dicap oleh mahasiswa ‘tersebut’
kampusku bahwa aku anggota dari suatu organisasi itu. Sebuah fitnah yang tidak
benar. Akhirnya pada pertengahan kegiatan pemilu tersebut, aku selalu bungkam
dan berkata SEBENAR-BENARNYA kepada mahasiswa ‘tersebut’ bahwa I’M NOT WITH
THEM, I DUNNO! I’M ALONE DUDE!! “soalnya isinya orang gitu semua, kamu pasti
salah satunya juga”. Aku kurang mengerti apa itu ‘orang gitu semua’. Orang –
orang menilai rekan rekanku sangat buruk. Mereka itu gak seburuk yang kalian
fikirkan wahai mahasiswa ‘tersebut’. Aku bukan salah satu dari mereka tapi aku
bekerja dengan mereka, tidak ada hal yang curang atau kurang pantas. Namun mahasiswa
‘tersebut’ itu tidak percaya. “sok buktiin kamu bukan salah satu dari mereka”
.
THE FACT
Semenjak aku sakit gejala typus
karena kegiatan pemilu, aku banyak merenung saat terbaring lemah di kasur. Mengapa
orang – orang memfitnahku? Apa yang harus aku lakukan guna membersihkan namaku?
Sosok diriku ini sudah tercemar nama baiknya? Aku hanya ingin belajar
legisatif. Sudah itu aja clear.
Keadaan pun pulih, dan aku
bangkit menjadi orang yang berbeda. Sebelumnya aku ceria, mudah tertawa, dan
karakteristik joy lainnnya. Berubah menjadi sosok yang dark, edgy, misterius,
dan jutek. Aku ubah style berpakaianku. Sangat menyayangkan sih, aku sudah
menutup tubuhku dengan pakaian syar’I sebelumnya. Sekarang aku menjadi wanita kebanyakan. Aku menggunakan
baju ketat, kerudung pendek, rok menggantung, bahkan memakai celana jeans, heels,
boots, dan style edgy serba hitam atau coklat lainnya. Perubahan signifikan itu
membuat semua teman-temanku kaget. Ko aku berubah menjadi sosok yang buruk dan
kurang baik. Karena hal buruk itulah yang menarikku.
Kegiatan organisasi pun aku
lanjutkan, pada awalnya banyak yang menegurku supaya banyak istirahat karena
ini sakit ‘typus’ walaupun masih gejala, bisa saja aku tumbang lagi. Bahkan rekan
- rekan ku menyaksikan aku tumbang saat kegiatan pemilu berlangsung. Membawaku ke
dokter terdekat, dan merawatku. Thanks arina ^_^
Kegiatan demi kegiatan dilakukan
karena memasuki pemilu ronde 2 hahaha if u know what I mean. Banyak masalah
yang terjadi pada saat aku terbaring di kasur. Akhirnya perjalanan dimulai kembali,
2 anggota dari tim rekanku gugur karena suatu hal pribadi. Dan anak buah pun
banyak yang gugur juga. Dan perlakuan mahasiswa ‘tersebut’ yang biasannya
memfitnahku, mereka tidak lagi melakukannya. Tidak menggodaku lagi, tidak jahil
lagi, dan tidak julid lagi. Perubahan yang membuatku aman, mereka berpikir aku
dari kaum mereka.
Aku belajar fashion selama ini, dimana
aku tidak menyadarinya. Fashion menjadi sebuah komunikasi. Aku merubah fashion
styleku, orang pun akan berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Ada halnya
untuk menghadapi mahasiswa brutal seperti ini, ya dengan pakaian ini. Aku berhenti
mendapatkan fitnah, karena aku terlihat nakal, berpakaian seadanya, dan suka
pulang malam. Seperti yang sudah aku jelaskan dimana aku mengikuti organisasi
lainnya, aku sering pulang malam karena rapat kepengurusan atau rapat kegiatan.
Tiada hari tanpa rapat atau kegiatan, sehingga aku suka lupa untuk hangout
bareng teman teman kelas. Maaf guys, this is my story. Setidaknya keluyuran
malem malemku bukan main, itu adalah rapat.
.
THE END
Pada akhir kegiatan aku menemukan
banyak saksi, bukti dan pencerahan. Mahasiswa ‘tersebut’ menganggap rekan
rekanku karena suatu alasan. Yang kini aku mengerti, mengapa mereka membenci
semua hal ini yang seharusnya digulingkan. Aku tidak memilih siapapun. Netral. Apatis?
Mungkin.
Mahasiswa ‘tersebut’ –aku mengerti
kalian
Rekan – rekanku –aku tidak
percaya kenyataannya seperti ini
Aku banyak dihantui organisasi
eksternal
Pencerahan dan kenyataan semua
ini akan ku lanjutkan di
In My Opinion, lil story #2 [POLITIK
KAMPUS PART2]
Apatis, aku datang.
Odivaazzahra.
0 Comments