MOVE UP – MOVE ON
Rumah baru teman baru

Berpisah dengan nenek tidaklah mudah, sangatlah berat. Ya aku akan pindah rumah ke daerah Antapani. Entah disana menyenangkan atau tidak, aku tidak peduli. Ini terjadi pada saat aku menginjak smp, ya kelas 1 smp.
            Aku malas beres – beres, karena aku tidak berniat untuk pindah. Semua ini rencana orangtuaku. “Div! bantulah!” panggil bundaku. Aku bersembunyi di balik mobil bak, dan pergi entah kemana. Aku tidak tahu daerah apa ini. Aku sedang bete, orangtuaku tidak memberitahuku sebelumnya tentang pindahan ini. Aku berjalan ke ujung jalan dan berbelok. Tampaklah seorang lelaki tampan seumuranku keluar dari suatu rumah. Dia menggunakan sepeda keluar. Aku berhenti memandangnya, dia melihat kearahku, menghadapku. Aku bingung dan malu, pipiku sudah dipenuhi warna merah. Aku berlari kembali ke rumah, dan dilanjutkanlah aku dimarahi oleh bundaku + disuruh beres beres.
            Kebesokannya aku diperbolehkan main sepatu roda, tetapi hanya di komplek ini saja. Karena aku penasaran dengan lelaki yang kemarin, aku menuju arah jalan rumah dia. Saat didepan rumahnya aku melihat dia keluar rumah menggunakan skateboard nya. Sudah lupakan aku ini masih kecil, belum waktunya ngeceng ngeceng cowo. Tak jauh dari sana aku melihat sebuah lapangan kecil di sebelah rumah lelaki itu. Aku menuju kesana dan bermain sendiri.
            Tak lama kemudian datanglah beberapa perempuan yang menggunakan sepatu roda juga, kebetulan nih jadi ada temen baru. Kami berkenalan, mengobrol, dan bermain bersama. “hey kamu udah jago yah mainnya?? Kamu ikut les di saparua” puji temenku namanya Nazhira. “hmm gak juga kok naz, aku belajar sendiri dari kecil. Sejak kecil aku senang bermain sepatu roda” jawabku senang. Kami bermain hingga lelaki itu datang. Oh my god, dia datang, pangeran tampan. Dia ikut gabung bersama kami. Walaupun aku tak mengenalnya.
            “ice cream!!” teriak Keyla, kakaknya nazhira itu. Kami semua mempercepat lagu roda kami. Aku bersantai saja, bersama lelaki itu yang berada dibelakangku. Kami memesan satu persatu,, “okey aku traktir kalian semua yah girls” ucap lelaki itu dengan sombong. Kami semua senang dan keenakan. Kami duduk di kursi pinggir lapangan, kecuali aku yang menyandar pada pohon, dan lelaki itu duduk di skateboardnya.
            “namamu siapa?” tanya lelaki itu. “diva” jawabku singkat. “di smpn 44 yah?” tanyanya. “iya, nah lo??! Kok kamu tau?” aku bingung, dia seperti detektif saja ini. “karna aku kakak kelas kamu” jawabnya membuat ku kaget. Dia kakak kelasku disekolah omagah! “nama kakak siapa?” tanyaku penasaran. “Namaku rafi ramadhan” dia berdiri mencondongkan ice cream nya ke pipiku. Ewh! Dingin! Lengket!
            Selain itu kami setiap hari bermain bersama. Kami bermain, bercanda, pokoknya merasakan kebersamaan diantara kami semua. Aku, ka rafi, nazhira, keyla, dan lain lain. Persahabatan tidak hanya untuk sesama perempuan/laki laki. Bercampur dengan cowo juga seru persahabatannya. Pikirku dengan aku pindah ini, aku tidak bisa mendapatkan teman baru. Tetapi takdir berkata lain, bahkan aku memiliki sahabat. Tidak sekedar teman saja. Teman teman baruku itu menyadarkanku atas pentingnya bersahabat. Terimakasih teman! :D


Simpulannya : kita tak akan pernah kehilahan sahabat, walaupun pindah rumah pasti kita memiliki sahabat baru juga. Tetapi jangan lupakan juga sahabat lama ya teman!