Assalamualaikum Wr. Wb.

Singkat berbasa basi, SOV adalah Story Of Vava. Berisi tentang sharing-sharing sedikit kehidupan penulis, cerita, curhat yang dapat dikategorikan kekonyolan hidup yang HQQ. Akan dibawakan seperti di FF menggunakan POV (point Of View) dari sisi siapanya.


✓Pawva POV
Seperti biasa aku mengikuti ibuku kesana kemari. Biasanya aku membantunya, mengirimkan paket ke tempat kurir terdekat. Pada saat itu, aku membawa banyak barang. Kedua tanganku penuh dengan bingkisan, membuatku malas. Maafkan aku ibu:,) kemudian aku menunggu di tempat parkir. Kurir kurir pengantar yang sedang menongkrong depan kantornya bubar saat aku berada di parkiran. Ya aku tau aku jelek yah tak enak dipandang, kalian semua melirik cewe di jalan memakai rok pendek yah, i knew it ya, aku mah apa atuh.

Ya jelas lah, pulang dari undangan aku langsung menghapus makeup  ku karena aku ingin sholat dengan bersih. Ya kemudian aku melanjutkan perjalanan kesana kesini dengan muka tanpa pelembap&makeup. Aku gak mau mengundang zinna dengan aku makeup kaya ke kondangan tadi-_- so beginilah hidupku. Berkulit coklat sawo matang, tanpa makeup. Orang bilang natural, ini keinginanku supaya tidak banyak orang melirikku. Sehingga aku aman dari godaan atau rayuan laki laki.

Aku pun duduk di motor menunggu ibuku. Menatap kedalam kantor yang hanya dihalangi kaca, aku dapat menonton tv dari luar. Aku menonton filmnya itu tertawa sendiri, karena itu film kesukaanku yaitu kartun larva. Konyol banget.

Aku melirik ke arah ibuku, melihat sang pegawai yang masih sangat muda, tampan berkacamata, tersenyum melihatku. Aku pun tak peduli ke arahnya, aku kembali menonton larva sambil tertawa sendiri. Ku pikir, dia tersenyum sampai tertawa berbincang bincang bersama dengan ibuku. Ya dasar mahmud (mamah muda).. tak lama kemudian ibuku keluar, aku bersiap siap pergi dan menghiraukan semua keadaan disana. Ya bodoh amat lah, itu tempat orang bekerja.


✓Ibu POV
Masuk ke tempat kurir pengiriman paket, sudah biasa bagiku.
Pegawai : selamat siang, silahkan
Ibu: biasa mas kirim paket aksesoris
Pegawai: oke tunggu bentar yah, diketik dulu alamatnya
Ibu: ya (memberikan barangnya)
Pegawai: itu anak ibu? (Melirik keluar)
Ibu: iya mas, kenapa gitu?
Pegawai : wah ibu pasti nikah muda, ibu umur berapa skrg?
Ibu: iya nikah muda, 42 tahun.
Pegawai: wah keren Bu enak yah punya anak udah gede
Ibu: iya mas, da anak saya yang itu juga mau nikah muda sama kaya ibunya. Biar enak gitu punya anak bisa bantu bantu..
Pegawai: wah Bu SAYA SIAP ATUH BU (tersenyum bahagia melirik anak perempuan diluar)
Ibu: wahahahakakakak si mas bisa aja
Pegawai: bener Bu, aslian abdi mah. Udah kerja penghasilan cukup, SAYA MAH UDAH SIAP NIKAH LAH BU
Ibu: uluh hahahaha memangnya umur berapa?
Pegawai : dua puluh tahun (senyum bahagia)
Ibu: yah bisaa Weh cukup saya mah.. Ngan gimana anaknya atuh mau atau engga
Pegawai: ya pokoknya mah nitip salam Weh ke anak ibu nya?? Sugan Weh wahahahakakakak (ketawa sambil ngasih kertas printer-an)
Ibu: oh udah? Oke nuhun (berdiri)
Pegawai: sami sami Bu, titipkeun salam nya Buu
Ibu: yaaaaahh (ketawa sendiri keluar ruangan)


✓Author POV
Akhirnya ibu itu keluar sambil ketawa sendiri. Pawva bingung dengan keadaan itu, dia masih terus menonton filmnya larva. Akhirnya ibu pun menyalakan motor dan bersiap pergi.
Di perjalanan macet, sang ibu pun bercerita dengan detail apa yang terjadi di dalam ruangan. Dan sang ibu menitipkan salam kepada pawva dari seorang pegawai tampan berkacamata itu.
"Ih ngakak ih ko bisa" -pawva

"Ehh bunda mah sukaaaaa Pisan sama yang tadi, ih resep bunda mah" -ibu

"Kenapa emang bunda? Odiv mah memang seneng kalo cowok berkacamata, apalagi tadi ganteng bunda." -pawva

"Iya ramahhh pisan, lucu lagi, ganteng, terus keliatan kerjanya teh asa pang semangatna. Resep lah bunda, cocok lah nyari calon suami teh gitu div. Wanian bilang 'saya siap bu' ha-ha-ha" -ibu

"Ya jangan dilihat sebelah mata dulu atuh, da orang ganteng mah lama lama juga bakal tua jadi jelek juga. Lihat dari sisi pekerjaan karirnya bundaaaaa.. karirnya nanti kalo udah berkeluarga dia cukup gak ngebiayain anak.. fulus penting, terus pendidikannya jangan kalah sama aku. Agamanya juga" -pawva

"Ya bunda mah resep Weh mukanya kalem ganteng, mau lagi sama odiv hahahaha! pekerjaan mah, keliatan masih muda dianya, semangatnya tinggi, memang sekarang cuma pegawai #$& tapi siapa tau nanti dia karirnya meningkat, orang masih muda juga. Kalo nyari suami dilihat dari pendidikannya mah susah dicari, gak akan ada yang cocok kalo nyari org yang pinter. Yang penting semangat kerjanya tinggi, supaya fulusnya lancar mah. Pokonya bunda mah resep" -ibu

"Iya iyaaaaa, iya atuh odiv mah susah nyari yg orang pinter mah gak setara sama odivnya juga. Intinya mah agama dan pekerjaannya insyaallah dikasih jalan lah" -pawva

"Kan enak nikah muda kaya bunda teh yah, punya anak Segede pawva" - sang ibu menggoda anaknya

"Iya bundaa, lagian pas bunda nikah juga umur 21 tahun. Yaudah odiv juga umur 20an aja, baru juga 18 tahun bundaa udah mikirin nikah" -pawva

"Ya kan siapa tau aja, sekedar pengetahuan dan persiapan. Cuma ya belajar memilah aja dulu" -ibu

THE END

Aku masih tidak mengerti. Aku telah berusaha tidak berdandan, dan pakaian seadanya. Berpakaian cuek, berjaket, kerudung panjang, masih saja ada yang melirik. Tidak memakai bedak, liptint, muka coklat sawo matang kepanasan, hinyai, tetep ada yang melirik ku?!! What's spesial of me?! Aku flat, bahkan orang orang bubar saat aku datang karena menghalangi pandangan mereka. Aku masih tidak mengerti ada seorang lelaki tampan berkata seperti itu kepada ibuku. Aku sangat bertanya tanya, mengapa dia tersanjung melihatku? Mengapa dia berniat siap menjadi $&#($:ku :v?!

Setelah kupikirkan puluhan kali, menikah itu bukanlah perkara yang mudah. Mulai dari pengalaman melihat ibuku pisah menjadi singlenya parent, keluarga ku Parada cerai, membuat aku harus belajar dari mereka semua. Kalo mencari calon sempurna itu ya tidak ada, kalo yang mencukupi itu ya ada.

Pada hakikatnya, ingin bahagiakan keluarga pertama. Mungkin karena krisis seperti ini, hanyalah fulus yang dapat memperbaiki suasana buram ini. Yang dibutuhkan hanyalah fulus fulus fulus, aku harus membahagiakan keluarga dengan fulus. Setelah itu mungkin aku bisa mendakwahkan mereka bahwa kehidupan di dunia ini materi tidak terlalu penting, amalan lah yang penting untuk kehidupan akhirat nanti. Semoga aku masih diberikan waktu untuk hidup, memperbaiki keadaan ekonomi keluarga, dan mencoba memperbaiki kaidah agama keluargaku. Karena dakwah pada saat keadaan seperti ini, aku dianggap seperti debu berterbangan saja :(

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Berikan aku waktu untuk memperbaiki segala ini Ya Allah, 
Odivaazzahra