where I am
who I am
gamok gateun i sseulsseulham
manheun saramdeuri jinagassjiman
modu nareul
jinagagiman haessdeon i gos
where I am
who are you
who are you



11 tahun aku tak pernah melihat ujung batang hidungmu sama sekali. aku terkujur kaku, melihatmu di balik kaca mobil ini. kau orangnya kan? tapi aku lupa siapa namamu? dimulai dariku yang datang terlambat ke acara itu. dia kerabat dekat nan jauh. kami tidak sedarah tetapi keluargnyanya ada yang menikah dengan keluargaku. aku mengenalnya sejak dulu. 

11 tahun yang lalu~~
"vava ayo sini", "kamu sini ih, jangan diem aja", "vava ayo foto bareng disana", "kamu sekolah kelas berapa?", "kamu orangnya gimana sih sebenernya?", "jangan sendirian aja dong vav, ayo", "tunggu bentar, aku ajak vava dulu". aku terkenal pendiam sejak dulu. dan dialah orangnya. seorang anak lelaki yang lebih tua dariku sedikit, selalu menemaniku, mangajakku, kemanapun aku berada. aku aneh baginya, terlalu kaku dan pendiam. dia dan kakak perempuannya selalu baik kepadaku. ini terjadi selama liburan sekolah pada saat aku sd. 

#backtonow~~
aku berlari kesana kesinni, bertanya kepada semua orang. siapa namanya? siapa nama seorang lelaki uyang dulunya sebagai penjagaku. dulu dia masih sepantaranku, dia selalu merangkul leherku waktu saat kecil. sekarang dia sangat tinggi dan tampan, dengan tampilannya yang sangat alim. ku mencari segala sosmed, tidak ada! dia tak memiliki sosmed sama sekali. dia hanya mempunyai whatsapp, dan aku tidak mengetahui nomornya

setelah ku ketahui namanya, linus. linus, dag dig dug... aku memanggil namanya sepanjang hari. menatap punggungnya dari kejauhan, kemudian dia berbalik beberapa kali. aku pun menjadi salah tingkah. saat kami berpapasan, aku otomatis menunduk, aku tak  berani menatap matanya. perilaku kami mulai terlihat. 

beberapa kali aku sedang mengambil makanan, kutangkap pandangan kearahnya yang sedang melihatku. namun dia pasti langsung pergi, saat aku berkontak mata dari jauh. setelah itu, akhir acara aku kecapaian. aku hendak duduk pada satu kursi, dan dia juga hendak duduk di kursi itu. akhirnya kita duduk berbarengan. sontak aku kaget sampai loncat berdiri. menatap kearahnya dengan gugup, dia mengatakan "ya silahkan". akupun duduk di kursi itu selama 2 jam. keluargaku entah kemana. duduk dikursi itu 2 jam, dan linus berdiri di depanku selama itu juga. yaa walaupun dia bolak balik kesana - kesini, dia selalu kembali ke depanku. 

kemudian kami kembali ke tempat persinggahan. aku malu untuk bertemu yang lainnya, aku duduk di taman luar sendirian. tidak begitu sendirian sih, beberapa orang. tapi aku duduk sendiri merasakan udara segar malam hari di taman ini. aku memikirkan seharian tadi, segala pikiran tentangnya. linus, kau dulu baik sekali padaku. senang bertemu denganmu lagi. ingin sekali aku berkata seperti itu. aku pun sadar, kemana dia? 

aku pun ditarik masuk untuk makan, ke ruang tengah. melihat dia tertidur lelap di carpet. aku pun disuruh duduk dekatnya. aku sangat gugup sekali pada saat itu. beberapa kali ku berani menatapnya pada saat dia tidur, sangat lucu. kemudian dia dibangunkan oleh yang lainnya. aku pun sontak panik, dan menyelesaikan makananku. aku pun berlari kecil ke kamar mandi. hendak mau sholat, aku mengantri dibelakangnya. aku terus menundukkan kepala, karena malu. kemudian dia berbalik, aku meliriknya sedikit. dia menatapku penasaran dengan mukaku.  

setelah sholat aku hendak kembali keluar untuk kembali duduk di tempat aku tadi. tapi, dia duduk di sebelah posisi dimana aku harus berada. semua orang diluar sedang berbincang bincang. dia sedang berdiam diri saja. semua orang menyuruhku duduk di sebelahnya. aku pun menolak dengan panik. aku kembali masuk dan duduk dekat pintu masuk. aku ketiduran di meja depan pintu masuk. dia berpindah tempat menuju dekat pintu masuk, di teras depan. 

aku bangun karena aku harus kebali ke rumah. perjalanan yang sangat jauh. aku bersiap siap. dan dia bingung melihatku bersiap siap. raut mukanya terlihat cemas tanpa alasan. akhirnya dia mengucapkan kalimat kepada seseorang yang pulang bersamaku "nah loh? pulang sekarang? kenapa gak besok" tanya linus. "engga euy, besok sekolah ini vava. jadi harus pulang" jwabnya. dia menatapku singkat, aku balas dengan senyuman kecil. 

kebiasaan orang indonesia, yaitu pamit dengan bersalaman tangan. aku sangat panikkkkk! karena aku sudah berusaha tidak menyentuh orang yang bukan mahramku selama beberapa bulan ini. harus menyentuh mereka semua untuk pamitan dengan paksa kulakukan. kemudian orang terakhir yang akan aku salami. dia, linus. 

aku menatapnya gugup, kemudian dia senyum lebar, dan akupun membalasnya dengan senyum lebar juga. aku dan linus segan tidak segan untuk salaman atau tidak. karna kudengan dia pun bersekolah di pesantren. kami saling menjulurkan tangan dengan ragu ragu. akhirnya aku salam tangannya pada jidatku, karena dia lebih tua dariku sedikit. "kamu vava kan??" tanyanya dengan tersenyum lelaki terlihat salah tingkah, tangannya belum lepas:') "iya," jawabku sambil menarik tanganku kembali dengan cepat. aku pun berbalik badan, semua nya melambaikan tangan dari teras. aku pun keluar gerbang menuju sebrang jalan ke mobilku. saatku berjalan, bayangan tubuhnya tepat berjalan dibelakangku. "kita kita pernah ke kotamu kan dulu?" ujar linus. "iya dulu sekali, liburan sekolah masa sdmu"jawab seorang yang pulang bersamaku. 

semua menyebrang kecuali aku, aku disebrangilah olehnya. aku tak mengucapkans sepatah katapun padanya. 
aku memasuki mobil, menatapnya dari dalam mobil. dia tersenyum lebar menunggu depan gerbang. satu satunya orang yang menunggu mobilku sampai hilang dari belokkan. dia tetap di depan gerbang melanmabikan tangan. 

~~~

linus, kita bercengkrama pada saat berpisah. kita baru saja mau memulai pada saat berpisah. kuharap kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu. satu hari penuh cinta yang allah berikan :) semoga kita dapat dipertemukan lagi, Insyaallah. untuk yang nan jauh disana...

*nama dan acara sebenarnya di samarkan*

~~~

Salam Rindu, 
Odivaazzahra