Assalamualaikum Wr. Wb. Fashion People!!

Penting banget nih, kita mau menyamakan perspektif pikiran kita tentang “ Pakaian Syari ”. ini sebatas sharing aja ya, karena aku berlatar belakang anak rohis pas SMA dan aku menemukan banyak fakta dan beberapa kenyataan pas kuliah yang kurang sesuai dari yang biasa dulu aku diskusikan dulu sma.

Jadi ini merupakan kesimpulan yang aku ambil dari mata kuliah dasar busana, sejarah busana dan hasil diskusi bersama dosenku. Sekali lagi aku peringatkan aku hanya sharing dan ingin menyamakan presepsi, maaf kalo ada kesalahan dari pemikiran aku, karna jelas aku mahasiswa yang belajar tata busana – menata busana – BUSANA. Kalo mau diskusi serius bisa langsung email dan bisa aku diskusikan lagi bersama dosen aku.

Oke kita mulai pembahasan mengenai pakaian syari.
Aku kaget saat dosen saya bilang bahwa tidak ada sebutan pakaian syari. Karna kita mahasiswa tata busana yang harus mengunakan teori yang jelas sudah ada. Mungkin teori di luar sana ada menyebutkan pengertian pakaian syari aku tidak tau. Teori tersebut pun kan harus dalam bahasa Indonesia yang ada di KBBI. Perspektif ini sangat menimbulkan banyak kontra pada kalian PASTI. Singkatnya perkuliahan aku ini banyak aturan yang harus diterapkan, ada kalanya dalam berbusana benar atau salah dipakai. Karena semua itu harus berdasarkan hal/teori yang konkrit.
Perspektif yang harus diluruskan adalah sebutannya kurang tepat untuk pakaian syar’i. aku mengerti bahwa kita selaku umat islam harus menutup aurat seperti ayat alquran ini :

~Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) kepada wanita- wanita mukminah, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan hiasan (pakaian, atau bagian tubuh) mereka kecuali yang (biasa) nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (QS. an-Nur [24]: 31).

~Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. al-Ahzab ayat: 59)



Pendapatku dan aku membaca pikiran beberapa orang, pengertian pakaian syar’I itu adalah pakaian yang dipakai sesuai syariat islam dan perintah. Adapun mahzab ini harus seperti ini, mahzab itu harus seperti itu yang menghasilkan pemahaman setiap muslim berbeda. Ada yang memakai pakaian ala kadar asal dada tertutup, ada yang hanya gamis saja, adapun yang memakai jubbah dan cadar. [EH BTW KITA NGOMONGIN PAKAIAN SYARI BUAT CEWE YA]. Nah beda beda juga kan macem dari pakaian tersebut.

Kalo aku sih lebih enak menyebutnya sebagai pakaian islami. Kenapa? Coba perhatikan deh, pakaian syari itu apa aja? Gamis, jubbah, kerudung, handsock, niqab, dll. Kerudung dan aksesoris lainnya merupakan penutup tambahan kan sebagai menyempurnakan pakaian dalam menutup aurat. Ambil satu contoh gamis. Gamis yang disebut sebut itu adalah baju panjang dari bagian atas hingga kebawah tanpa jahit sambung kan? Pengertian dasar dari gamis adalah BEBE-DRESS. Artinya itu sebuah pakaian terusan dari bagian atas hingga bawah. Gamis adalah bebe/dress yang berukuran panjang. Yang pake gamis apakah hanya orang islam saja? Tidak kan? Orang – orang pencipta fashion banyak memodifikasi bebe dan dress menjadi panjang hingga disebut GAMIS jugaaaaa. Banyak juga di Fashion Show di negara barat yang menghasilkan bebe/dress panjang yang dapat dipakai sebagai gamis.

Ini adalah tugas kita bagi yang mengerti fashion, mari kita islami aspek fashion. Inilah kewajiban kita untuk meng-islami fashion. TING! TING! TING! Sebentar lagi bakal ada netizen yang bakal mengkritik kalo aku sebut “mengislami fashion”. Maaf aku bingung menyampaikannya dengan perkataan apa lagi, tapi semoga inti/maksudnya dapat diengerti.

Satu hal lagi, untuk menanggapi masalah isu ADAT INDONESIA TIDAK ISLAMI, HARUS DITINGGALKAN. You’re truly wrong! Listen to me!
Ingat, islam pernah datang ke Indonesia kan dulu #flashback #sejarahindonesia #jamanSMAhehe . tidakkah kamu berfikir? Pasti ada peninggalan yang berbekas dari kedatangan islam tersebut. Kalem kalem SKIP aja kali yah kalo mengenai zaman kerajaan hindu-budha, jelas itu syirik beda pembahasannya sama ini.

Yang sering aku rasakan sebagai warga pulau jawa, yaitu masalah adat- pakaian adat tidak islami. Kebaya lah salah satunya. Aku pelajari di mata kuliah sejarah busana, KEBAYA ZAMAN DULU TIDAK KETAT seketat zaman sekarang. Modelnya semuanya gombrang dan menutup aurat ditambah kerudung. Ini dia fotonya :

[menyusul difoto hehe]

Kebaya mengalami banyak modifikasi, jadi makin sini makin geje menurut aku. Semakin hilang nilai adat nya. Menurutku adat yang baik harus dijaga dan dilestarikan, adat yang buruk dan tidak sesuai syariat agama lah yang harus diinggalkan. Kebaya serba disekeng :V sekeng sana sekeng sini, lipit sana lipit sini.

Aku melihat tesis dosen ku, mengenai iket, baju nasional, kebaya, dsb. Jelas ada gambar pakaian R.A. kartini, Dewi Sartika, dan Istri para presiden Indonesia. Aku melihat tak satupun kebaya yang mereka pakai ketat seperti sekarang.(maap aku belum punya ijin memfoto tesisnya) Sesuai dengan matkul sejarah busanaku, ya modelnya seperti itu lebar dan tidak membentuk badan. Yang kita hadapi atau kita lihat sepanjang pernikahan orang, kebayanya meuni mereketengteng ya, ketat gitu. Padahal pada sejarahnya gak gitu loh. Apa lagi beberapa busana Kalimantan atau Sumatra zaman dulu, beuhh BAJU KURUNG yang sangat menutup aurat FIX islami banget mereka.   

JADI KESIMPULANnya kita jangan terlalu terpaku pada isu yang ada. Lihat dulu sejarahnya. NAH SUMBER sejarahnya pun jangan dari channel youtube/web blog tidak terpercaya. Carilah sumber dari buku, hasil penelitian berlisensi universitas, tesis, jurnal, dll. Banyak ko web universitas yang nyebar, banyakkk banget, sayang kalo gk dimanfaatkan.



Thank you so so soooo MUCH<3 pembaca yang udh niat baca sepanjang ini hahahaha.
Salam Pembelajar, Odivaazahra
Wassalamualaikum Wr. Wb.