Assalamualaikum Wr.Wb.

[Family Issue]

Hmm keluarga ya, keluarga. Pondasi awal dilahirkan sebagai manusia lahir dalam lingkungan keluarga. Aku teringat topic ‘family issue’ yang terjadi pada saat pre-mariage talk secara sengaja namun tidak terstruktur.

Tabu? Aneh? Nekad? TAPI PENTING!    

Karena tidak semua orang berasal dari keluarga yang sempurna / utuh / tentram / sejahtera. BASED ON pengalaman keluarga sekitar dan mata kuliah PKK (pendidikan kesejahteraan keluarga) & MSDK (manajemen sumber daya keluarga) yang aku ambil. WARNING ya bukan mengajak untuk picky of life, picky someone for future. Just on my opinion, and what I’ve learn.

Banyak postingan dan seruan bagaimana caranya untuk menjadi keluarga sejahtera

Banyak postingan dan seruan tentang menghormati keluarga / orang tua

Banyak postingan dan seruan ajakan menikah lebih baik

Wait

Wait

I wanna say something

“maaf kami bukan dari keluarga sempurna, maaf kami bukan dari keluarga berada, maaf kami bukan dari keluarga harmonis” TERKADANG aku muak, JUJUR.

Sempat berdiskusi dengan beberapa teman yang memiliki masalah keluarga yang tidak harmonis bahwa postingan dan seruan tersebut tidak cocok bagi kami. Jadi kadang kami hiraukan. Tapi kami kadang muak juga saat teman terdekat yang menceritakan keharmonisan keluarganya melalui status. Iri? Mungkin iya.

Keluarga sejahtera? Keluarga cemara?

Terdiri dari ayah dan ibu menikah memiliki beberapa anak yang hidup dalam keharmonisan rumah tangga. Semua itu membutuhkan pondasi keluarga yang kuat. NOT OUR FAMILY (me&my friends) tapi kami bersyukur, mendapatkan kedua mata kuliah tersebut. Sehingga kami memiliki  pondasi yang cukup untuk merubah keadaan lebih baik. Tapi masih ada beberapa temanku yang tidak mengimplementasikan mata kuliah ini sehingga masih tidak speak up of this family issues. Greget ya…

Hormati Orang tua?

Benar. Pasti. Masa tidak ? mau durhaka? Pasti menghormati orangtua. Tapi untuk beberapa kasus tidak pantas untuk dihormati. Patutkah kami menghormati seorang ibu/ayah yang melakukan dosa besar secara agama? In my opinion : oke cukup menghargai. They are our parents, we really love them, kami menghargai itu. Tapi tidak perlu membenarkan kesalahan mereka apalagi dosa besar atas nama agama. DEWASA, MENDEWASAKAN DIRI. Dapat membedakan mana yang benar dan salah.

Menikah YU!

Not that simple dude~

Beruntungllah bagi kelasku kuliah mengambil 2 mata kuliah tersebut. Isinya merupakan pembelajaran terhadap kehidupan keluarga, sebuah pondasi kecil. Selanjutnya pondasi dikuatkan dengan individu masing masing dan factor lainnya seperti pembelajaran keluarga sekitar maupun pembelajaran pra nikah. BTW penulis sudah mengikuti sekolah pranikah 30 hari:v dan jujur isinya adalah mempersiapkan pondasi pada diri kami, apakah kami siap untuk menikah. Pada akhir kelas hari ke – 30 baru masuk materi jalan menuju pernikahan, dan pertanyaan terbesar APAKAH ANDA TELAH SIAP MENIKAH? ME? NOT YET.

Pondasi 2 matkul kekeluargaan [ V ]

Pondasi teoritis pra nikah [ V ]

Pondasi keluarga [   -   ]

Why? Cuz almost of my cousin had broken home things same as I before. Made us feeling traumatic the world of married. Many problem that we saw. Divorced? It happen before.

Tidak mau kesalahan terulang kembali, ujar kami yang berasal dari keluarga bukan cemara. Tapi kami merasa beruntung !!! kami jadi tahu kesalahan apa yang dapat menimbulkan perpecahan dan jalan keluarnya. Walaupun ego masih terjadi secara tidak sadar, AT LEAST WE REALIZED. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana banyak orang diluar sana yang hanya merasakan keharmonisan seumur hidupnya, tiba tiba mengalami ‘family issues’ maka terjadilah kebingungan cara menghadapinya.

SORRY, kami sudah terbiasa :v

Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum membangun keluarga. Sebaiknya hal seperti ini banyak dipelajari oleh pria yang notabene akan menjadi kepala keluarga. Pada faktanya ada sebuah penelitian menyebutkan (dari berita di tv) perempuan lebih banyak sadar/ilmu tentang keluarga dan mengikuti seminar pranikah. Bener banget si, setiap seminar pra nikah pasti peserta perempuan lebih banyak. Tapi kenapa banyak sekali kekerasan terhadap perempuan ya, SKIP HAHA takut bahas begituan lagi ramai di politik. Aku bukan ahli kekeluargaan, coba Tanya teman temanku  yang jurusan PKK dah. Mereka lebih ahli.

Belum lagi masalah sex education. [BONUS SHORT TOPIC] kembali kepada PONDASI KELUARGA. Sebenarnya sangatlah bagus postingan dan seruan tentang pondasi keluarga. Mohon maap aja nih kami kami korban broken home suka baper dan muak HAHA. BESIDE OF THAT, banyak pelecehan atau hubungan terlarang yang terjadi seorang anak/remaja/perempuan/ laki-laki sebagai korbanya. Tidak memandang usia. Aku katakan sekali lagi PONDASI KELUARGA “ah ela gua kan pondasi keluarganya kagak ada, broken home, ga pernah dididik, mau bahas juga AWKWARD”.

TABU, tapi penting. Alhasil kami kami nih jujurly ya para orang tua, kami mengeksplore sendiri masalah sex education. Terbatas hanya pelajaran IPA yang dangkal mengenai system reproduksi, jiwa teenanger lebih kuat keponya. Sesuai karakteristik masing masing individu yang berbeda, ada yang harus mempraktekannya, ada yang ingin mencoba, ada yang malah takut (ME wkwkwk), dan lain kasus. IT’S OK kalo jadi sekedar ilmu di otak, berabe kalo jadi kelakuan motorik nya.

TABU – HATI HATI – TAPI PENTING

Pondasi keluarga, jujur aku pernah bahas sex education yang lumayan waw bersama orangtua. Ilmu harus disampaikan, dengan cara yang baik. “tapi kan ga semua orangtua aware kek begituan, kalo generasi pemikiran kolot pasti ga akan mau bahas begituan alih alih #dosa” KOMUNIKASI dan bahasa yang benar poin pentingnya. IN MY OPINION asal tidak menyimpang dari agama, why not?

Berat kan

Family isues

Menikah muda tanpa ilmu berbahaya

Tapi

Penulis pengen nikah muda gimana dong:v

Asalkan berilmu yang mantap, mental memenuhi dan ekonomi mencukupi.

As a muslim à ada rukun menikah kan, so that’s the poin

Berikut dari kami yang bukan dari keluarga cemara











Wassalamualaikum Wr. Wb.

BE PREPARED, BE STRONG.

Odivaazzahra.